Selasa, 23 Juni 2009

OmniaXP


Majalah INFO Linux edisi bulan ini 06/2009, menyertakan sebuah distribusi linux berbasiskan Debian Lenny bernama OmniaXP. Walaupun sebenarnya bagi saya cukup menarik, ternyata distro yang dibuat oleh tim dari Brasil ini menuai banyak protes. Selengkapnya bisa disimak di situs resmi OmniaXP yang masih berbentuk forum ini, ada berbagai macam opini dan komentar tentang distro ini baik yang mencerca maupun yang mendukung distro tersebut.




Cercaan tersebut lebih disebabkan karena tampilan dan layout OmniaXP mulai dari start menu sampai dengan icon mirip sekali dengan WindowsXP dan sebagian orang berpendapat bahwa ini melanggar hak cipta Microsoft Artwork yang artinya sama saja dengan membajak software tersebut. Padahal tema serupa yang digunakan oleh OmniaXP sudah ada sebelumnya yang dapat digunakan untuk Gnome Windows Manager. Theme ini pun mirip sekali dengan tampilan WindowsXP. Selengkapnya bisa dilihat di link ini.

Terlepas dari itu semua, menurut saya hal ini sangat bermanfaat terutama untuk pemula seperti saya yang terbiasa dengan lingkungan windows dan untuk memberi kesan bahwa Linux tidak susah digunakan. Dan juga merupakan satu langkah awal bagi user awam yang baru ingin beralih ke Linux.



Karena dibuat berbasiskan distro Debian Lenny, tak heran meskipun memiliki tampilan desktop yang menawan, namun dapat berjalan dengan lancar pada komputer dengan spesifikasi rendah. Berdasarkan ulasan di INFO Linux, distro ini mampu berjalan pada komputer dengan processor kelas Pentium III dengan memory 256MB dan hard disk 10 GB.

Untuk proses instalasi ke hard disk, OmniaXP menggunakan tools Remastersys. Tahapan instalasi selengkapnya dapat dibaca pada majalah INFO Linux edisi 06/2009 pada bagian Praktik Instan hal.33.

Namun untuk lebih memudahkan, akan saya tulis secara singkat tahapan instalasi-nya.
  • Burn file iso OmniaXP ke CD, file iso bisa didapatkan pada bonus DVD Info Linux edisi 06/2009 atau bisa didownload di link ini.
  • Ubah urutan booting di BIOS menjadi boot dari CD-ROM.
  • Setelah masuk halaman awal OmniaXP, tekan Enter untuk masuk ke halaman desktop OmniaXP.
  • Dari halaman desktop OmniaXP, jalankan aplikasi termial dari menu Start | Accessories | Terminal.
  • Untuk memulai proses instalasi OmniaXP, login sebagai root dengan menggunakan perintah su -, (password root secara default adalah omnia) lalu jalankan perintah remastersys-installer.
  • Selanjutnya adalah tahapan pembuatan partisi, pilih hard disk yang akan dibuat sebagai partisi root, lalu pilih New.
  • Pada pilihan Primary/Logical, pilih Primary, lalu tentukan besarnya partisi yang akan digunakan dalam ukuran MB, misal 20GB menjadi 20000MB.
  • Berikutnya tentukan tipe partisi yang akan digunakan sebagai partisi root, pilih tab Type lalu Enter.
  • Pada pilihan Enter filesystem type, isikan dengan 83 , lalu Enter.
  • Buat juga sebagai partisi bootable, dengan pilih Bootable lalu Enter.
  • Kemudian buat partisi swap, dengan memilih partisi yang belum teralokasi/free space, lalu tekan Enter.
  • Tentukan besarnya ukuran partisi swap, umumnya sekitar 1GB, lalu tentukan juga tipe partisi swap dengan jalan pilih Type lalu isikan 82 , lalu Enter.
  • Setelah itu sandainya masih ada partisi yang kosong, silakan ulang lagi langkah diatas, pilih New, lalu pada pilihan Primary/Logical, pilih Logical, dan Enter.
  • Kemudian tentukan tipe partisi, biasanya sama dengan partisi root, yaitu 83 .
  • Selanjutnya akan ditanyakan partisi root dan swap serta home (jika ada) yang akan digunakan.
  • Arahkan kursor ke partisi-partisi yang telah dibuat sebelumnya, lalu Enter.
  • Pada halaman pengisian hostname, isikan dengan nama hostname yang akan digunakan.
  • Pada halaman instalasi grub, pilih mbr untuk menginstalasikan grub ke mbr.
  • Pada pemilihan timezone, arahkan ke zona waktu tempat kita berada, dalam hal ini Asia, Jakarta.
  • Selanjutnya proses instalasi berlangsung, tunggu hingga selesai dan sistem akan me-reboot komputer.
  • Setelah booting, selanjutnya kita akan menikmati desktop OmniaXP.

Salah satu kekurangan yang paling terasa pada distro OmniaXP ini adalah masih sedikitnya aplikasi yang disertakan secara default. Untuk system administration menggunakan Synaptic 0.62.1, aplikasi multimedia: Sound Recorder 2.22.0, Volume Control 2.22.0. Untuk aplikasi internet menggunakan Iceweasel 3.0.6-1 sebagai browsernya, Emesene 1.0 sebagai messenger pangganti MSN dan Sun JRE 6.12-1.

Jadi secara default, belum banyak yang bisa kita lakukan dengan distro ini. Untuk koneksi ke local network secara default menggunakan DHCP, dan karena di tempat saya bekerja tidak menggunakan DHCP server tetapi menggunakan IP Static, maka distro ini masih belum bisa konek ke jaringan lokal yang mayoritas masih menggunakan Windows. Untuk mengatasi hal ini, kita bisa edit file /etc/network/interfaces agar menggunakan IP Address static. Caranya adalah sebagai berikut:

Buka aplikasi terminal dari menu Start | Accessories | Terminal.
Masuk sebagai root, ketikkan su -, lalu Enter, password default adalah omnia. (Sebaiknya ganti password root agar lebih aman dengan jalan mengetikkan passwd pada terminal).
Kemudian ketikkan nano /etc/network/interfaces (sengaja pilih nano sebagai editor karena itu yang menurut saya paling mudah digunakan, maklum masih newbie).
Lalu edit bagian ini :

auto eth0
iface eth0 inet static
address 192.168.xxx.xxx (sesuaikan xxx dengan kondisi jaringan kita).
netmask 255.255.255.xxx (sesuaikan xxx dengan kondisi jaringan kita).
network 192.168.xxx.0 (sesuaikan xxx dengan kondisi jaringan kita).
broadcast 192.168.xxx.255 (sesuaikan xxx dengan kondisi jaringan kita).
gateway 192.168.xxx.xxx (sesuaikan xxx dengan kondisi jaringan kita).

Kemudian tekan Ctrl+O, Enter dan Ctrl+X.
Lalu restart interface-nya dengan jalan ketikkan: /etc/init.d/networking restart.
Selanjutnya tentukan juga DNS server jaringan dengan mengedit file /etc/resolv.conf.
Ketikkan nano /etc/resolv.conf pada terminal, lalu edit bagian ini:

nameserver 192.168.xxx.xxx (sesuaikan xxx dengan kondisi jaringan kita).

Sampai disini ternyata perjuangan masih belum selesai, karena kita sudah bisa konek ke internet lewat jaringan, tetapi masih belum bisa sharing file dan printer dengan jaringan lokal yang menggunakan windows. Bahkan aplikasi Open Office-pun sebagai aplikasi standar perkantoran masih belum terinstal secara default.

Untuk mengatasi hal ini, agar desktop OmniaXP lebih nyaman untuk digunakan, kita dapat menggunakan repositori Debian Lenny dan menginstalasikan paket aplikasi yang dibutuhkan. Tentunya jika kita mempunyai koneksi internet tetapi jika tidak ada, kita bisa instalasikan paket extra OmniaXP yang telah disertakan pada bonus DVD majalah INFO Linux edisi 06/2009. Caranya adalah sebagai berikut:
  • Copy-kan paket extra OmniaXP yang terdapat pada direktori “DVD1-IL062009/EXTRA/omniaxp-1.1” ke home directory kita kemudian ekstrak dengan perintah tar -zxvf DEB.tar.gz.
  • Setelah ter-ektrak, masuk ke directory hasil ekstrak tersebut lalu ketikkan: # dpkg -i *.deb
  • Tunggu sampai proses selesai. Setelah selesai, baru desktop OmniaXP ini terasa agak nyaman. Sekarang kita sudah dapat memutar musik dengan Audacious atau Rhythmbox, menonton video dengan VLC dan sebagainya.


Sampai disini sepertinya desktop OmniaXP ini sudah siap untuk kita gunakan, baik aplikasi perkantoran, multimedia, internet dan messaging sudah terinstall. Hanya satu yang menjadi masalah buat saya, yaitu masih belum bisa print dokumen ke printer yang terhubung ke komputer yang menggunakan Windows. Mungkin lain kali saya akan melanjutkannya. Untuk sementara, sepertinya sudah cukup. Selamat Mencoba!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar